Cap  Tikus adalah jenis cairan berkadar alkohol rata-rata 40 persen yang  dihasilkan melalui penyulingan saguer (cairan putih yang keluar dari  mayang pohon enau atau seho dalam bahasa daerah Minahasa). Tinggi  rendahnya kadar alkohol pada Cap Tikus tergantung pada kualitas  penyulingan. Semakin bagus sistem penyulingannya, semakin tinggi pula  kadar alkoholnya.
Saguer sejak keluar dari mayang pohon enau  sudah mengandung alkohol. Menurut kalangan petani, kadar alkohol yang  dikandung saguer juga tergantung pada cara menuai dan peralatan bambu  tempat menampung saguer saat menetes keluar dari mayang pohon enau.
Untuk  mendapatkan saguer yang manis bagaikan gula, bambu penampungan yang  digantungkan pada bagian mayang tempat keluarnya cairan putih (saguer),  berikut saringannya yang terbuat dari ijuk pohon enau harus bersih.  Semakin bersih, saguer semakin manis. Semakin bersih saguer, maka Cap  Tikus yang dihasilkan pun semakin tinggi kualitasnya.
Kadar  alkohol pada Cap Tikus tergantung pada teknologi penyulingan. Petani  sejauh ini masih menggunakan teknologi tradisional, yakni saguer dimasak  kemudian uapnya disalurkan dan dialirkan melalui pipa bambu ke tempat  penampungan. Tetesan-tetesan itulah yang kemudian dikenal dengan minuman  Cap Tikus.
Cap Tikus sudah dikenal sejak lama di Tanah Minahasa.  Memang tidak ada catatan pasti kapan Cap Tikus mulai hadir dalam  khazanah budaya Minahasa. Namun, setiap warga Minahasa ketika berbicara  tentang Cap Tikus akan menunjuk bahwa minuman itu mulai dikenal sejak  nenek moyang mereka.
Yang pasti, minuman Cap Tikus sudah sejak  dulu sangat akrab dan populer di kalangan petani Minahasa. Umumnya,  petani Minahasa, sebelum pergi ke kebun atau memulai pekerjaannya, minum  satu seloki (gelas ukuran kecil, sekali teguk) Cap Tikus. Minuman ini,  menurut Pendeta Dr. Richard AD Siwu, dosen Fakultas Teologi Universitas  Kristen Tomohon (Ukit) dikenal oleh setiap orang Minahasa sebagai  minuman penghangat tubuh dan pendorong semangat untuk bekerja.
Sadar  betul bahwa Cap Tikus mengandung kadar alkohol tinggi, sudah sejak dulu  orang-orang tua mengingatkan agar bisa menahan atau mengontrol minum  minuman Cap Tikus. Sejak dulu pula dikenal pameo menyangkut Cap Tikus,  minum satu seloki Cap Tikus, cukup untuk menambah darah, dua seloki bisa  masuk penjara, dan minum tiga seloki bakal ke neraka.
Pak tani  minum Cap Tikus karena memang dengan satu seloki semangat kerja  bertambah. Karena itu, minum satu seloki Cap Tikus diartikan menambah  darah, dan semangat kerja.
Tanda awas langsung diucapkan setelah  menenggak satu seloki, sebab jika menambah lagi satu seloki bisa  berakibat masuk penjara. Artinya, dengan dua seloki orang bakal mudah  terpancing bertindak berlebihan, karena kandungan alkohol yang masuk ke  tubuhnya membuat orang mudah tersinggung dan rentan berbuat kriminal.
Jenis  minuman ini diproduksi rakyat Minahasa di hutan-hutan atau perkebunan  di sela-sela hutan pohon enau. Pohon enau-atau saguer dalam bahasa  sehari-hari di Manado-disebut pohon saguer karena pohon ini menghasilkan  saguer, atau cairan putih yang rasanya manis keasam-asaman serta  mengandung alkohol sekitar lima persen.
Warung-warung makan di  Minahasa pada umumnya juga menjual saguer. Bahkan, sebagian orang desa  sebelum makan lebih dulu meminum saguer dengan alasan agar bisa makan  banyak.
Sisa saguer yang tidak terjual kemudian disuling secara  tradisional menjadi minuman Cap Tikus. Kadar alkoholnya, sesuai  penilaian dari beberapa laboratorium, naik menjadi sekitar 40 persen.  Makin bagus sistem penyulingannya, dan semakin lama disimpan, kadar  alkohol Cap Tikus semakin tinggi. Di kalangan para peminum, Cap Tikus  yang baik akan mengeluarkan nyala api biru ketika disulut korek api.
Mengapa  dinamai Cap Tikus? Tidak diperoleh jawaban yang pasti. Ada dugaan, nama  itu dipakai karena pembuatannya dilakukan di sela-sela pepohonan,  tempat tikus hutan bermain hidup.
Jika di masa lalu, khususnya di  kalangan para petani, Cap Tikus menjadi pendorong semangat kerja, lain  hal lagi dengan kaum muda sekarang. Kini Cap Tikus telah berubah menjadi  tempat pelarian. Cap Tikus telah berubah menjadi minuman tempat  pelampiasan nafsu serta menjadi sarana mabuk-mabukan yang kemudian  menjadi sumber malapetaka.
Selain bisa diminum langsung, Cap  Tikus juga menjadi bahan baku utama sejumlah pabrik anggur di Manado dan  Minahasa. Dengan predikat anggur, Cap Tikus masuk ke kota dan bahkan di  antarpulaukan secara gelap.
http://images.google.co.id/imgres?q=gambar+cap+tikus&hl=id&gbv=2&tbm=isch&tbnid=uV3Hi5EloGNOkM:&imgrefurl=http://www.facebook.com/group.php%253Fgid%253D107903062583569&imgurl=http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/71179_107903062583569_7332464_n.jpg&w=200&h=302&ei=ut-iTYPgLcGecKq3veEB&zoom=1&iact=rc&dur=397&oei=ut-iTYPgLcGecKq3veEB&page=1&tbnh=145&tbnw=96&start=0&ndsp=17&ved=1t:429,r:5,s:0&tx=55&ty=93&biw=1024&bih=581
Cara Pengolahan Minuman Ini Sangat Susah....Butuh Ketahanan Fisik n Pengorbanan Friend
http://images.google.co.id/imgres?q=gambar+cap+tikus&hl=id&gbv=2&tbm=isch&tbnid=_lo5a2tLVRH4aM:&imgrefurl=http://arenindonesia.wordpress.com/berita-aren/berita-2008/&imgurl=http://arenindonesia.files.wordpress.com/2009/05/petani-captikus-2.jpg%253Fw%253D250%2526h%253D188&w=250&h=188&ei=ut-iTYPgLcGecKq3veEB&zoom=1&iact=rc&dur=387&oei=ut-iTYPgLcGecKq3veEB&page=1&tbnh=142&tbnw=169&start=0&ndsp=17&ved=1t:429,r:16,s:0&tx=123&ty=22&biw=1024&bih=581
Minuman Ini terpopuler di manado.....kalau Anda mampir ke Manado, Belum Lengkap Kalau belum Mencoba Minuman Ini....
http://images.google.co.id/imgres?q=gambar+cap+tikus&hl=id&gbv=2&tbm=isch&tbnid=EwnQmWhHrOoGPM:&imgrefurl=http://home.planet.nl/~fortgent/Traveling/Indonesia/bunaken.htm&imgurl=http://home.planet.nl/~fortgent/Traveling/Indonesia/Bunaken/images/SDQ_Ozzies_Kiwis_party.jpg&w=400&h=268&ei=YOCiTeWTKY6OvQOx57CCBQ&zoom=1&iact=rc&dur=245&oei=ut-iTYPgLcGecKq3veEB&page=1&tbnh=139&tbnw=189&start=0&ndsp=17&ved=1t:429,r:6,s:0&tx=131&ty=61&biw=1024&bih=581
READ MORE -CAP TIKUS MINUMAN ASLI ORANG MANADO